I. PENDAHULUN
A.
Latar Belakang
Iktiologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang ikan dan segala aspek kehidupannya, baik
itu morfologi, anatomi, populasi, predator dan persaingan serta semua aspek
kehidupan yang berhubungan dengan ikan. Iktiologi merupakan ilmu pengetahuan
yang berhubungan erat dengan perikanan karena iktiologi mampu memberikan
gambaran mengenai ikan dengan lengkap baik secara internal maupun eksternal.
Oleh karena itu banyak kepentingan dari dunia perikanan yang dipelajari dapat
di pecahkan dengan bersumber dari iktiologi.
Morfometrik
adalah suaru metode yang dilakukan untuk mengukur bagian-bagian tertentu pada
tubuh ikan. Pengukuran yang dilakukan pada ikan untuk mengetahui karakteristik
ikan antara lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan
lebar badan, tinggi dan panjang sirip, dan diameter mata.
Ikan
merupakan organisme yang hidup di dalam air, bernafas menggunakan insang dan
memiliki sirip untuk berenang. Ikan terbagi atas tiga bagian yaitu kepala,
badan dan ekor. Pada dasarnya bentuk luar ikan dapat berubah-ubah, hal ini
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, kebiasaan makan dan cara hidup ikan
tersebut. Cepat lambatnya pertumbuhan
ikan juga tergantung dari jenis ikan tersebut.
Berdasarkan
latar belakang di atas maka perlu di lakukan praktikum mengenai morfologi Ikan
Layang (Decapterus ruselli)
dan Ikan Pisang Pisang Merah (Caesio crhysosonus).
B.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari
pratikum ini yaitu untuk memperkenalkan metode atau cara menghitung berbagai
ukuran ikan yang dapat digunakan dalam identifikasi ikan dan kuantifikasi
morfologi ikan.
Manfaat pratikum
ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengenal
bagian-bagian dari ikan.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Klasifikasi
Klasifikasi
ikan Layang (Decapterus ruselli),
(Bleeker, 1851) dalam Kimura S. (2013) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Family : Carangidae
Genus : Decapterus
Species : Decapterus ruselli
Gambar 1. Ikan Layang (D. ruselli)
(Sumber: Dok.
pribadi, 2017)
Klasifikasi ikan Pisang-pisang Merah (Casio crhysosonus) menurut Rahardjo
et al., (2010), adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Genus : Pterocaesio
Species : Caesio
crhysosonus
Gambar 2. Ikan
Pisang-Pisang Merah (C. crhysosonus)
(Sumber: Dok.
pribadi, 2017)
B.
Morfologi dan Anatomi
Bentuk luar (morfologi)
suatu jenis ikan, sering kali berubah sejak ikan menetas
sampai ikan tersebut mati. Bentuk tubuh ikan banyak macamnya, seperti kerucut, bentuk
pipih, bentuk picak, bentuk bulat, bentuk pipa, bentuk pita, bentuk anak panah,
bentu selar, bentuk bulat, dan bentuk kotak.
Morfologi adalah bentuk luar suatu organisme. Morfologi merupakan
salah satu ciri yang mudah dilihat dalam mempelajari organisme. Morfologi ikan
sangat berhubungan dengan habitat ikan, sehingga bentuk dan bagian-bagian tubuh
bervariasi. Morfologi setiap jenis ikan dapat menunjukan kedekatan
kekerabatannya. Kedekatan kekerabatan tersebut dapat dilihat dari
kemiripan-kemiripan dan perbedaan karakter morfologi ikan. karakter ikan
tersebut mencangkup bentuk tubuh dan semua bagian-bagian tubuh serta struktur
tubuh ikan dalam, (Nadia, 2014).
Ikan Layang (D. ruselli)
berbentuk gepeng dan agak memanjang dan memiliki sirip
dada yang berbentuk falcate (selalu
berubah sesuai dengan umur) dan ujung sirip mencapai awal sirip punggung kedua. Sirip tambahan pada Ikan
Layang terdapat pada bagian belakang sirip punggung dan sirip dubur. Bagian atas
tubuh Ikan Layang berwarna agak biru kehijauan dan bagian bawah keperakan, sirip-siripnya kekuningan atau
kecoklatan, (Kimura S. 2013).
Ikan Layang (D. ruselli)
memiliki bentuk tubuh yang agak pipih dan berbentuk
seperti cerutu, sirip
dada pada Ikan Layang lebih pendek dari panjang kepala, maxilla hampir mencapai lengkung mata terdepan, Ikan Layang (D. ruselli)
apabila masih dalam keadaan segar
seluruh tubuhnya masih berwarna merah jambu, dan pada bagian belakang tutup
insangnya tedapat totol hitam, (Burhanuddin, 2010).
Ikan Pisang Pisang Merah memiliki Bentuk badan
memanjang, terlihat langsing, sisik-sisik kecil dan ctenoid. dahi dan penutup insang bersisik, mulut ikan Pisang-pisang Merah
kecil sehingga dapat disembulkan, sirip punggung berjari-jari keras dan lemah, sisik-sisik
diatas dan dibawah urat sisi tersusun horizontal. Pada bagian pangkal sirip punggung dan dubur
hampir setengahnya di tutupi sisik. Ikan
Pisang Pisang Merah termaksud ikan yang buas. Ikan Pisang Pisang Merah, bentuk tubuhnya kecil serta berwarna merah dibagian badannya terdapat
sisik yang sedikit berwarna putih, ekor ikan ini berwarna merah dan bentuk agak
runcing, ikan ini juga memiliki sirip perut, sirip dada, sirip dubur dan sirip
ekor, (Marsholl,
2012).
C.
Habitat
dan Penyebaran
Habitat
merupakan tempat tinggal suatu jenis ikan yang alami baik berkelompok maupun
individu. Habitat setiap jenis ikan berbeda-beda disetiap perairan, mulai dari
perairan air tawar, payau maupun air laut. Macam-macam tempat tinggal ikan
seperti di karang, lumpur maupun di pesisir pantai.
Ikan
Layang (D. ruselli) hidup diperairan
lepas pantai, kadar garam tinggi, membentuk gerombolan besar, dapat mencapai
panjang 30 cm, umumnya 20-25 cm. termasuk pemakan plankton, penangkapan dengan
payang, jala lompo, jaring insang, purse seine, pukat langgar, pukat banting.
Dipasarkan dalam bentuk segar, asin kering, asin rebus (pindang), harga sedang.
Daerah penyebaran; Laut Jawa, Selat Makassar, Selayar, Ambon, Selat Bali, Selat
Sunda, Selat Madura, Selat Malaka, Laut Flores dan Arafura, (Genisa, 2009).
Ikan Layang dapat hidup di perairan yang memiliki kadar garam yang cukup tinggi
(32–34 promil) dan menyukai perairan
yang jernih. Ikan Layang banyak tertangkap pada perairan yang cukup jauh,
sekitar 20–30 mil dari pantai. Informasi
yang diketahui tentang migrasi ikan, tetapi ada kecenderungan bahwa pada siang
hari gerombolan ikan bergerak ke lapisan air yang lebih dalam dan malam hari
kelapisan atas perairan yang lebih. Dilaporkan bahwa ikan ini banyak dijumpai
pada kedalaman 45–100 meter. Penyebaran Ikan Layang di
perairan Indonesia, (John, 2013).
Ikan
Pisang-Pisang Merah (C. crhysosonus)
hidup bergerombol di daerah pantai, ikan buas, makanannya in-vertebrata, dapat
mencapai 28, panjang 20 cm, umumnya 15 cm. Tergolong ikan pelagis, karang,
penangkapan dengan muroami, soma malalugis, jaring klotok, kadang-kadang masuk
bubu, dipasarkan dalam bentuk segar, asin-kering, harga sedang. Daerah
penyebaran; perairan dangkal perairan karang, seluruh lndanesia, (Genisa,
2009).
D.
Fisiologi dan Reproduksi
Fisiologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang fungsi dan cara kerja dari organ dan
jaringan serta sel-sel dari organisme ikan tersebut. Kondisi fisiologi pada
ikan sangat tergantung dengan lingkungannya.
Ikan
Layang memiliki perbedaan anatara jantan dan betina, selama penelitian dilakukan, ditemukan perbedaan bobot tubuh
antara ikan layang jantan dan betina. Ikan Layang jantan memiliki panjang
182-317 mm dengan kisaran bobot tubuh 58-291 g. adapun ikan layang betina juga
ditemukan memiliki kisaran panjang total yang sama dengan kisaran ikan layang
jantan yakni 182-317 mm dengan kisaran bobot 57,54-291,08 g. ikan betina
memiliki nilai indeks kematangan gonad yang relative lebih besar dibandingkan
dengan indeks kematangan gonad jantan,
(Rahardjo et al., 2010).
Pada umumnya Ikan Pisang-Pisang Merah
jantan maupun betina memiliki perbedaan pada organ reprosuksinya atau dioecious.
Ikan Pisang-Pisang Merah dalam proses reproduksinya, pembuahan terjadi di
luar atau eksternal yaitu pembuahan telur oleh sperma berlangsung di luar induk
betina. Pola rasio kelamin Ikan Pisang-Pisang Merah dengan ukuran panjang ikan,
Ikan Pisang-Pisang Merah tergolong kedalam kelompok yang terdiri dari ikan
betina yang matang gonad lebih awal dan biasanya akan mati duluan dari pada
jantan, sehinga ikan-ikan yang besar terdiri dari ikan betina muda dan jantan
yang berukuran besar, (Nugraha, 2012).
E.
makanan dan Kebiasaan Makan
Ikan
adalah makhluk hidup yang membutuhkan makanan dalam kehidupannya sebagai sumber
energi dan gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan serta
reproduksi dalam kehidupannya. Pada perairan bebas sumber makanan untuk ikan
telah tersedia secara alami.
Makanan Ikan Layang (D.
ruselli) biasa memakan plankton,
terutama pada jenis-jenis zooplankton.
Beberapa kasus
ikan Layang tidak
mutlak tergantung pada zooplankton,
kadang Ikan Layang juga memakan ikan-ikan yang berukuran kecil, tetapi pada
umumnya Ikan Layang memiliki makanan utama adalah potongan udang yang berukuran kecil dan jenis-jenis
Crustacea seperti Copepoda serta telurnya, Mysidacea,
Amphipoda, dan Ostracoda,
(Safruddin, 2013).
Ikan
Pisang-Pisang Merah merupakan hewan pemakan daging (karnivora). Makanan ikan
pisang-pisang merah berupa hewan yang berada di
dasar seperti udang,
kepiting, gastropoda, cephalopoda,
bintang laut, polychaeta, cacing
dan ikan-ikan kecil. Bentuk mulut Ikan Pisang Pisang Merah seperti tabung
sehingga sangat mudah untuk menelan mangsanya, (Nugraha, 2012).
F.
Nilai Ekonomis
Ikan
Layang (D. ruselli) merupakan ikan
yang cukup digemari oleh masyarakat karena banyak mengandung gizi yang di
butuhkan oleh tubuh. Hal ini diketahui dengan dilakukannya penelitian terhadap
100 gr ikan layang, dengan jumlah yang dapat di makan 180 %. Adapun Ikan Layang
memiliki banyak kandungan energi sebesar 109 kk, Protein 22 g, karbohidrat 0 g,
lemak 1,7 g, kalsium 50 mg, fosfor 150 mg dan zat besi 2 mg. selain itu di
dalam ikan layang juga terkandung vitamin A sebanyak 150 iu, vitamin B 1 0,05
mg dan vitamin C 0 mg, (Kurnia, 2016).
Ikan
Pisang Pisang Merah (C. crhysosonus)
memiliki nilai ekonomis karena mengandung protein hewani yang banyak dikonsumsi
oleh masyarakat Indonesia. Ikan ini pula banyak di jual kepasar, baik pasar
lokal, antar pulau maupun antar negara untuk menambah nilai keuntungan, (Rahardjo, et al., 2011).
G. Metode Menghitung
Ukuran Tubuh Ikan
Metode
menghitung ukuran tubuh ikan merupakan suatu metode yang di gunakan untuk
mengidentifikasi suatu jenis ikan. Hal ini di lakukan karena setiap jenis ikan memiliki
karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pengukuran ikan di
ambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan.
Metode
pengukuran pada tubuh ikan bertujuan untuk mengetahui ukuran tubuh suatu ikan. Morfometrik
merupakan ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan yang diambil
dari satu titik ketitik lain tanpa melalui lengkuangan tubuh. Pengukuran
morfometrik dilakuakan karena adanya fariasi ukuran pada setiap tubuh ikan,
sehingga memiliki ukuran mutlak yang berbeda-beda. Fariasi tersebut dipengarihi
oleh umur, jenis kelamin dan lingkungan hidup ikan. Metode pengukuran standar
ikan antara lain panjang total tubuh, Panjang standar tubuh, Panjang mulut,
panjang kepala, tinggi tubuh, panjang jari-jari sirip dorsal panjang batang
ekor dan sebagainya, (Nadia, 2014).
Ikan
Layang (D. ruselli) dapat mencapai panjang 30 cm, tetapi
pada umumnya 20-25 cm. Termasuk pemakan plankton, penangkapan dengan payang,
jala lompo, jaring insang, purse seine, pukat langgar dan pukat banting,
(Genisa, 2009).
Ikan
Pisang-Pisang Merah (C. crhysosonus) dapat
mencapai panjang 20 cm, umumnya 15 cm. Tergolong ikan pelagis, penangkapan
dengan muroami, soma malalugis, jaring klotok, kadang-kadang masuk bubu. Daerah
penyebaran di perairan dangkal dan perairan karang seluruh lndanesia, (Genisa,
2009).
III. METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Okober 2017 Pukul 15:30-17:30 WITA dan bertempat
di Laboratorium Oseanografi GIS dan Remote Sensing, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Halu oleo, Kendari.
B.
Alat
dan bahan
Alat
dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut
:
Tabel
1: alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum
No
|
Alat
dan Bahan
|
Satuan
|
Kegunaan
|
1
|
Alat
|
|
|
|
-Mistar
|
Cm
|
Mengukur tubuh ikan
|
|
-Pinset
|
Buah
|
Membuka sisik objek
|
|
-Baki
|
Buah
|
Sebagai wadah objek
|
|
-Lap kasar dan Lap halus
|
Lembar
|
Membersihkan alat
|
|
-Alat tulis
|
Buah
|
Menulus hasil pengamatan
|
|
-Kamera
|
Buah
|
Dokumentasi
|
|
-Kaca pembesar
|
Buah
|
Melihat objek pengamatan
|
|
-Kertas laminating
|
Lembar
|
Alas dokumentasi objek
|
2
|
Bahan
|
|
|
|
-Ikan Layang (D. ruselli)
|
Ekor
|
Untuk objek pengamatan
|
|
-Ikan Pisang Pisang Merah (C. chrysosonus)
|
Ekor
|
Untuk objek pengamatan
|
|
-Tisu
|
-
|
Untuk membersihkan alat objek
|
|
-Alkohol 70 %
|
%
|
Untuk mensterilkan hasil pengamatan
|
C.
Prosedur
Kerja
Adpun prosedur kerja
pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
-Menyiapkan alat dan
bahan yang akan di gunakan.
-Mengambil Ikan Laying
dan Ikan Pisang Pisang Merah yang utuh dan latakkan di atas kertas laminating.
-Melakukan pengukuran
pada Ikan Layang dan Ikan Pisang Pisang Merah.
-Mencatat hasil
pengamatan yang telah di lakukan.
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Morfometrik Ikan
-
Ikan Layang (D. ruselli)
Keterangan :
1.
Panjang Total
2.
Panjang Standar
3.
Tinggi Badan
Gambar 3. Morfometrik Ikan
Layang (D. ruselli)
-
Ikan
Pisang-Pisang Merah (C. crhysosonus)
Keterangan :
1.
Panjang Total
2.
Panjang Standar
3.
Tinggi Badan
Gambar 4.
Morfometrik Ikan Pisang-Pisang Merah (C. crhysosonus)
(Sumber: Dok. pribadi, 2017)
1. Hasil Pengukuran Tubuh
Ikan
Hasil
pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Hasil
Pengamatan Metode menghitung ukuran tubuh ikan
No
|
MORFOMETRIK
|
UKURAN
INDIVIDU
|
|
1
|
2
|
||
1
|
Berat
tubuh
|
-
|
-
|
2
|
Panjang
total (PT)
|
25 cm
|
20,8 cm
|
3
|
Panjang
standar (PS)
|
18,5 cm
|
17 cm
|
4
|
Panjang
kepala
|
6 cm
|
6,3 cm
|
5
|
Panjang
sebelum sirip dorsal (PsSD)
|
5 cm
|
5,2 cm
|
6
|
Panjang
sebelum sirip pelvic (PsSP)
|
10,5 cm
|
11,0 cm
|
7
|
Panjang
sebelum sirip anal (PsSA)
|
2,9 cm
|
3,2 cm
|
8
|
Tinggi
kepal (TK)
|
3,5 cm
|
4 cm
|
9
|
Tinggi
badan (TB)
|
1 cm
|
1,8 cm
|
10
|
Tinggi
batang ekor (TBE)
|
1,5 cm
|
2,2 cm
|
11
|
Panjang
batang ekor (PBE)
|
1 cm
|
1,2 cm
|
12
|
Diameter
mata (DM)
|
2,2 cm
|
1,3 cm
|
13
|
Jarak
mata ke tutup insang (JMTI)
|
1,3 cm
|
0,8 cm
|
14
|
Panjang
hidung
|
3 cm
|
3 cm
|
15
|
Lebar
badan (LB)
|
6,5 cm
|
9,5 cm
|
16
|
Panjang
dasar sirip dorsal (PDSD)
|
2 cm
|
3,8 cm
|
17
|
Panjang
dasar sirip anal (PDSA)
|
2,5 cm
|
0,9 cm
|
18
|
Panjang
dasar sirip pelvic (PDSPe)
|
0,8 cm
|
1 cm
|
19
|
Panjang
dasar sirip pectoral (PDSP)
|
3,3 cm
|
4,5 cm
|
20
|
Panjang
sirip ekor bagian atas (PSEBT)
|
2,5 cm
|
4,3 cm
|
21
|
Panjang
sirip ekor bagian bawah (PSEBB)
|
0,5 cm
|
1 cm
|
22
|
Panjang
moncong (PM)
|
1,9 cm
|
1 cm
|
23
|
Panjang
maxilla (PMa)
|
5,5 cm
|
1 cm
|
24
|
Panjang
premaxilla (PPa)
|
|
25
|
25
|
Jumlah
jari-jari sirip dorsal
a. a. Jari-jari
keras
b. b. Jari-jari
lemah
|
8
|
11
|
26
|
Jumlah
jari-jari sirip anal
a. a. Jari-jari
keras
b. b. Jari-jari
lemah
|
7
|
14
|
27
|
Symbol/Rumus
sirip dorsal
|
|
|
28
|
Simbol/
Rumus sirip anal
|
5
|
|
|
|
6
|
9
|
Keterangan:
1.
ikan Layang (D. ruselli)
2.
Ikan Pisang-pisang
merah (C. crhysosonus)
A. Pembahasan
Metode pengukuran pada tubuh ikan
bertujuan untuk mengetahui ukuran tubuh suatu ikan. Morfometrik merupakan
ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan yang diambil dari satu
titik ketitik lain tanpa melalui lengkuangan tubuh. Pengukuran morfometrik
dilakuakan karena adanya fariasi ukuran pada setiap tubuh ikan, sehingga
memiliki ukuran mutlak yang berbeda-beda. Fariasi tersebut dipengarihi oleh
umur, jenis kelamin dan lingkungan hidup ikan. Metode pengukuran standar ikan
antara lain panjang total tubuh, Panjang standar tubuh, Panjang mulut, panjang
kepala, tinggi tubuh, panjang jari-jari sirip dorsal panjang batang ekor dan
sebagainya, (Nadia, 2014).
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan dalam praktikum ini, bagian-bagian tubuh ikan yang
diukur yaitu panjang total tubuh ikan, panjang baku, tinggi badan, panjang
batang ekor, tinggi batang ekor, tinggi sirip punggung atau dubur, panjang
jari-jari sirip, panjang jari-jari sirip dada yang terpanjang, panjang kepala,
lebar kepala dan lebar pembukaan mulut ikan.
Ikan Layang
(D. ruselli) memiliki panjang total 25 cm, panjang
standar 18,5 cm, panajng kepala 6 cm, panjang panjang, tinggi kepala 2,9 cm, tinggi
badan 3,5 cm, lebar badan 3 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat Genisa (2009)
yang menyatakan bahwa, Ikan Layang (D.
ruselli) dapat mencapai panjang 30 cm dan termasuk pemakan plankton,
penangkapan dengan payang, jala lompo, jaring insang, purse seine, pukat langgar dan pukat banting.
Ikan
Pisang-Pisang Merah (C. crhysosonus) memiliki panjang total 20,8 cm, panjang
standar 17 cm, panjang kepala 6,3 cm, tinggi kepala 3,2 cm, tinggi badan 4 cm, lebar
badan 3 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat Genisa (2009) yang menyatakan bahwa,
Ikan Pisang-Pisang Merah (C. crhysosonus)
dapat mencapai panjang 20 cm dan tergolong ikan pelagis, penangkapan dengan
muroami, soma malalugis, jaring klotok, kadang-kadang masuk bubu. Daerah
penyebaran di perairan dangkal dan perairan karang seluruh indanesia.
V.
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan dari hasil praktikum tentang
morfologi Ikan Layang dan Ikan Pisang Pisang Merah, maka dapat ditarik simpulan
yaitu, Ikan Layang (D. ruselli) memiliki,panjang
total 25 cm, panjang standar 18,5 cm, panajng kepala 6 cm, tinggi kepala 2,9
cm, tinggi badan 3,5 cm dan tinggi batang ekor 1 cm.
Ikan Pisang-Pisang Merah (C. crhysosonus) memiliki panjang total
20,8 cm, panjang standar 17 cm, panjang kepala 6,3 cm, tinggi kepala 3,2 cm, tinggi
badan 4 cm, tinggi batang ekor 1,8 cm, panjang batang ekor 2,2 cm dan Lebar
badan 3 cm.
B. Saran
Saran
saya untuk praktikum selanjutnya agar kelompok praktikum harus lebih tepat
waktu lagi sehingga tidak ada yang terlambat seperi minggu lalu dan proses
praktikum dapat berjalan dengan lancar.
Mantap sangat berguna
BalasHapusIya
HapusThanks buat artikelnya kaka
BalasHapusBermanfaat sekali teman
BalasHapusMantap bloknya kak
BalasHapusMantap bloknya kak
BalasHapusINFORMASI YANG BERMANFAAT
BalasHapusMana gambar ikannya kak
BalasHapusKak dapusnya ngak ada ya
BalasHapus