BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Iktiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang ikan dan segala aspek kehidupannya, baik itu morfologi,
anatomi, populasi, predator dan persaingan serta semua aspek kehidupan yang
berhubungan dengan ikan. Iktiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan
erat dengan perikanan karena iktiologi mampu memberikan gambaran mengenai ikan dengan
lengkap baik secara internal maupun eksternal. Oleh karena itu banyak kepentingan
dari dunia perikanan yang dipelajari dapat di pecahkan dengan bersumber dari iktiologi.
Morfologi adalah bentuk luar
tubuh ikan (organisme) mulai dari anterior mulut hingga posterior sirip ekor,
yaitu mulai dari kepala (caput),
tubuh (trincus) dan ekor (caudal). Dalam mengidentifikasi suatu
jenis ikan didasarkan pada karakter morfologi ikan tersebut sehingga dapat
diketahui jenis dan klasifikasi ikan tersebut serta kehidupan ikan baik
diperairan laut payau maupun tawar.
Ikan merupakan organisme yang
hidup di air, bernafas menggunakan insang dan memiliki sirip untuk berenang.
Ikan terbagi atas tiga bagian yaitu kepala, badan dan ekor. Pada dasarnya
bentuk luar ikan dapat berubah-ubah, hal ini dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, kebiasaan makan dan cara hidup ikan tersebut. Cepat lambatnya pertumbuhan ikan juga tergantung dari jenis
ikan tersebut.
Berdasarkan
latar belakang di atas maka perlu di lakukan praktikum mengenai morfologi Ikan Layang
(Decapterus ruselli) dan Ikan Pisang Pisang Merah (Casio crhysosonus).
B. Manfaat dan Tujuan
Tujuan dari
praktikum morfologi ikan adalah untuk
mengenal berbagai bentuk luar ikan, mengamati bentuk letak mulut, bentuk
sirip dan bentuk ekor ikan secara in situ.
Manfaat
dari melakukan praktikum ini adalah
mahasiswa mampu dapat mengenal berbagai bentuk luar ikan, bentuk letak mulut,
bentuk sirip dan bentuk ekor ikan secara in
situ.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Klasifikasi
Klasifikasi ikan
Layang (Decapterus ruselli), (Bleeker, 1851) dalam Kimura S. (2013) adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum :
Chordata
Class :
Actinopterygii
Ordo :
Perciformes
Family :
Carangidae
Genus : Decapterus
Species : Decapterus ruselli
Gambar 1. Ikan Layang (D. ruselli)
(Sumber: Dok. pribadi, 2017)
Klasifikasi ikan
Pisang-pisang Merah (Casio crhysosonus) menurut Rahardjo et al., (2010),
adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Actinopterygii
Order : Perciformes
Genus : Pterocaesio
Species : Caesio
crhysosonus
Gambar 2. Ikan Pisang-Pisang Merah
(C. crhysosonus)
(Sumber: Dok. pribadi, 2017)
B.
Morfologi dan
Anatomi
Bentuk luar (morfologi)
suatu jenis ikan, sering kali
berubah sejak ikan menetas sampai ikan tersebut mati. Bentuk tubuh ikan banyak
macamnya, seperti kerucut, bentuk pipih, bentuk picak, bentuk bulat, bentuk
pipa, bentuk pita, bentuk anak panah, bentu selar, bentuk bulat, dan bentuk
kotak.
Morfologi adalah bentuk luar suatu
organisme. Morfologi merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dalam
mempelajari organisme. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan,
sehingga bentuk dan bagian-bagian tubuh bervariasi. Morfologi setiap jenis ikan
dapat menunjukan kedekatan kekerabatannya. Kedekatan kekerabatan tersebut dapat
dilihat dari kemiripan-kemiripan dan perbedaan karakter morfologi ikan.
karakter ikan tersebut mencangkup bentuk tubuh dan semua bagian-bagian tubuh
serta struktur tubuh ikan dalam, (Nadia, 2014).
Ikan Layang (D. ruselli) berbentuk gepeng dan agak memanjang
dan memiliki sirip dada yang berbentuk falcate (selalu berubah sesuai dengan umur) dan ujung sirip mencapai awal sirip punggung kedua. Sirip tambahan pada Ikan
Layang terdapat pada
bagian belakang sirip punggung dan sirip dubur. Bagian atas tubuh Ikan Layang berwarna agak biru kehijauan dan bagian bawah
keperakan, sirip-siripnya kekuningan atau kecoklatan, (Kimura S. 2013).
Ikan Layang (D. ruselli) memiliki bentuk tubuh yang agak pipih dan berbentuk seperti cerutu, sirip dada pada Ikan Layang lebih
pendek dari panjang kepala, maxilla
hampir mencapai lengkung mata terdepan, Ikan Layang (D. ruselli) apabila masih dalam keadaan segar seluruh tubuhnya masih berwarna merah jambu,
dan pada bagian belakang tutup insangnya tedapat totol hitam, (Burhanuddin, 2010).
Ikan Pisang Pisang Merah memiliki
bentuk badan memanjang, terlihat langsing, sisik-sisik kecil dan ctenoid, dahi dan penutup
insang bersisik, mulut Ikan Pisang-pisang Merah kecil sehingga dapat
disembulkan, sirip punggung berjari-jari keras dan lemah, sisik-sisik
diatas dan dibawah urat sisi tersusun horizontal. Pada bagian pangkal sirip punggung dan dubur
hampir setengahnya di tutupi sisik. Ikan
Pisang Pisang Merah termaksud ikan yang buas. Ikan Pisang Pisang Merah, bentuk tubuhnya kecil serta berwarna merah dibagian badannya terdapat
sisik yang sedikit berwarna putih, ekor ikan ini berwarna merah dan bentuk agak
runcing, ikan ini juga memiliki sirip perut, sirip dada, sirip dubur dan sirip
ekor, (Marsholl, 2012).
C.
Habitat dan
Penyebaran
Habitat merupakan tempat
tinggal suatu jenis ikan yang alami baik berkelompok maupun individu. Habitat
setiap jenis ikan berbeda-beda disetiap perairan, mulai dari perairan air
tawar, payau maupun air laut. Macam-macam tempat tinggal ikan seperti di
karang, lumpur maupun di pesisir pantai.
Ikan Layang (D. ruselli) hidup diperairan
lepas pantai, kadar garam tinggi, membentuk gerombolan besar, dapat mencapai
panjang 30 cm, umumnya 20-25 cm. termasuk pemakan plankton, penangkapan dengan
payang, jala lompo, jaring insang, purse seine, pukat langgar, pukat banting. Daerah
penyebaran; Laut Jawa, Selat Makassar, Selayar, Ambon, Selat Bali, Selat Sunda,
Selat Madura, Selat Malaka, Laut Flores dan Arafura, (Genisa, 2009).
Ikan Layang dapat hidup di perairan yang memiliki
kadar garam yang cukup tinggi (32–34 promil) dan menyukai perairan yang jernih. Ikan Layang banyak
tertangkap pada perairan yang cukup jauh, sekitar 20–30 mil dari pantai. Informasi yang diketahui tentang
migrasi ikan, tetapi ada kecenderungan bahwa pada siang hari gerombolan ikan
bergerak ke lapisan air yang lebih dalam dan malam hari kelapisan atas perairan
yang lebih. Dilaporkan bahwa ikan ini banyak dijumpai pada kedalaman 45–100 meter, (John, 2013).
Ikan Pisang-Pisang Merah (C. crhysosonus) hidup bergerombol di daerah pantai, ikan buas, makanannya in-vertebrata,
dapat mencapai 28, panjang 20 cm, umumnya 15 cm. Tergolong ikan pelagis,
karang, penangkapan dengan muroami, soma malalugis, jaring klotok,
kadang-kadang masuk bubu, dipasarkan dalam bentuk segar, asin-kering, harga
sedang. Daerah penyebaran; perairan dangkal dan perairan karang di seluruh
lndanesia, (Genisa, 2009).
D.
Fisiologi dan Reproduksi
Fisiologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang fungsi dan cara kerja dari organ dan jaringan
serta sel-sel dari organisme ikan tersebut. Kondisi fisiologi pada ikan sangat
tergantung dengan lingkungannya.
Ikan Layang memiliki perbedaan anatara jantan dan
betina, selama penelitian dilakukan,
ditemukan perbedaan bobot tubuh antara ikan layang jantan dan betina. Ikan
Layang jantan memiliki panjang 182-317 mm dengan kisaran bobot tubuh 58-291 g.
Adapun Ikan Layang betina juga ditemukan memiliki kisaran panjang total yang
sama dengan kisaran ikan layang jantan yakni 182-317 mm dengan kisaran bobot
57,54-291,08 g. ikan betina memiliki nilai indeks kematangan gonad yang
relative lebih besar dibandingkan dengan indeks kematangan gonad jantan, (Rahardjo
et al., 2010).
Pada umumnya Ikan Pisang-Pisang Merah jantan maupun betina memiliki
perbedaan pada organ reprosuksinya atau dioecious. Ikan Pisang-Pisang
Merah dalam proses reproduksinya, pembuahan terjadi di luar atau eksternal
yaitu pembuahan telur oleh sperma berlangsung di luar induk betina. Pola rasio
kelamin Ikan Pisang-Pisang Merah dengan ukuran panjang ikan, Ikan Pisang-Pisang
Merah tergolong kedalam kelompok yang terdiri dari ikan betina yang matang
gonad lebih awal dan biasanya akan mati duluan dari pada jantan, sehinga
ikan-ikan yang besar terdiri dari ikan betina muda dan jantan yang berukuran
besar, (Nugraha. 2012).
E.
Makanan Dan Kebiasaan
Makan
Ikan adalah
makhluk hidup yang membutuhkan makanan dalam kehidupannya sebagai sumber energi
dan gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan serta reproduksi
dalam kehidupannya. Pada perairan bebas sumber makanan untuk ikan telah
tersedia secara alami.
Makanan Ikan Layang
(D. ruselli) biasa memakan plankton, terutama pada jenis-jenis zooplankton. Beberapa kasus ikan Layang
tidak mutlak tergantung pada zooplankton,
kadang Ikan Layang juga memakan ikan-ikan yang berukuran kecil, tetapi pada
umumnya Ikan Layang memiliki makanan utama adalah potongan udang yang berukuran kecil dan jenis-jenis Crustacea
seperti Copepoda serta telurnya, Mysidacea, Amphipoda, dan Ostracoda, (Safruddin, 2013).
Ikan Pisang-Pisang
Merah merupakan hewan
pemakan daging (karnivora).
Makanan Ikan Pisang-Pisang
Merah berupa hewan yang berada di
dasar seperti, udang, kepiting, gastropoda,
cephalopoda, bintang laut, polychaeta,
cacing dan ikan-ikan kecil. Bentuk mulut Ikan
Pisang Pisang Merah seperti tabung sehingga sangat mudah untuk menelan
mangsanya, (Nugraha, 2012).
F. Nilai Ekonomis
Ikan Layang (D. ruselli)
merupakan ikan yang cukup digemari oleh masyarakat karena banyak mengandung gizi
yang di butuhkan oleh tubuh. Hal ini diketahui dengan dilakukannya penelitian
terhadap 100 gr ikan layang, dengan jumlah yang dapat di makan 180 %. Adapun
Ikan Layang memiliki banyak kandungan energi sebesar 109 kk, Protein 22 g,
karbohidrat 0 g, lemak 1,7 g, kalsium 50 mg, fosfor 150 mg dan zat besi 2 mg.
selain itu di dalam ikan layang juga terkandung vitamin A sebanyak 150 iu,
vitamin B 1 0,05 mg dan vitamin C 0 mg, (Kurnia, 2016).
Ikan Pisang Pisang Merah (C. crhysosonus) memiliki nilai ekonomis karena mengandung protein hewani
yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Ikan ini pula banyak di jual
kepasar, baik pasar lokal, antar pulau maupun antar negara untuk menambah nilai
keuntungan, (Rahardjo et al., 2010).
G.
Morfologi Ikan
Morfologi adalah bentuk luar
tubuh ikan (organisme) mulai dari anterior mulut hingga posterior sirip ekor,
yaitu mulai dari kepala, badan dan ekor. Dalam mengidentifikasi suatu jenis ikan
di dasarkan pada karakter morfologi ikan tersebut sehingga dapat diketahui
jenis dan klasifikasi ikan tersebut serta kehidupan ikan baik diperairan laut,
payau maupun tawar.
Ikan Layang (D. ruselli) memiliki bentuk badan yang memanjang
dan agak gepeng. Memiliki sirip dada yang berbentuk falcate (selalu berubah sesuai dengan umur) dan ujung sirip
tersebut mencapai awal sirip punggung kedua. Sirip tambahan terdapat pada
bagian belakang sirip punggung dan sirip dubur. Bagian atas tubuhnya berwarna
biru kehijauan dan bagian bawah keperakan, sirip-siripnya kekuningan atau
kecoklatan. Ciri-ciri Decapterus
lainnya adalah mempunyai dua sirip punggung, sirip punggung pertama dengan 9
jari-jari keras, sirip punggung kedua berjari-jari keras 1 dan 30-32 jari-jari
lemah, sirip dubur dengan 24-26 jari-jari lemah, (Kimura, 2013).
Ikan Pisang
Pisang Merah (C. crhysosonus)
memiliki bentuk
tubuh yang kecil dan memanjang serta berwarna merah dibagian badannya, terdapat
sisik yang sedikit berwarna putih, ekor Ikan Pisang Pisang Merah berwarna merah
dan bentuk agak runcing, ikan ini juga memiliki sirip perut, sirip dada, sirip
dubur dan sirip ekor, (Masholl, 2012).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Okober 2017 Pukul 15:30-17:30 WITA dan
bertempat di Laboratorium Oseanografi GIS dan Remote Sensing, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu oleo, Kendari.
B.
Alat Dan Bahan
Alat dan bahan yng
digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
Tabel 1.
Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum morfologi ikan.
No
|
Alat dan Bahan
|
Satuan
|
Kegunaan
|
1
|
Alat
|
|
|
|
- Mistar
|
cm
|
Mengukur tubuh ikan
|
|
- Pinset
|
Buah
|
Membuka sisik objek
|
|
- Baki
|
Buah
|
Sebagai wadah objek
|
|
- Lap kasar dan Lab halus
|
Lembar
|
Membersihkan alat
|
|
- Alat tulis
|
Buah
|
Menulis hasil pengamatan
|
|
- Kamera
|
Buah
|
Dokumentasi
|
|
- Kaca pembesar
|
Buah
|
Melihat
objek pengamatan
|
|
- Kertas laminating
|
Lembar
|
Alas
dokumentasi objek
|
2
|
Bahan
|
|
|
|
-Ikan layang (D. ruselli)
|
Ekor
|
Untukobjek pengamatan
|
|
-Ikan Pisang Pisang Merah (C. chrysosonus)
|
Ekor
|
Untuk objek pengamatan
|
|
-Tisu
|
Rol
|
Untuk membersihkan alat objek
|
|
-Alkohol 70 %
|
%
|
Untuk mensterilkan alat
pengamatan
|
C.
Prosedur kerja
Adpun prosedur kerja pada
praktikum ini adalah sebagai berikut:
- Menyiapkan alat dan
bahan terlebih dahulu, seperti yang tertera pada tabel 1 di atas.
- Mengambil ikan layamg dan ikan pisang pisang merah yang
akan di amati.
- Meletakkan Ikan Layang diatas kertas laminating yang telah
di siapkan di atas meja, begitu pula dengan Ikan pisang pisang merah.
- Melakukan pengamatan
secara morfologi pada ikan laying dan ikan pisang pisang merah.
- Mencatat hasil pengamatan yang telah di lakukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1.
Morfologi Ikan
-Ikan Layang (D. ruselli)
|
Keterangan:
1. Kepala
2. Badan
3. Ekor
4. Mulut
5. Mata
6. Sirip Pelvic
7. Sirip dorsal
8. Sirip Anal
Gambar 3 Ikan Layang (D. ruselli)
Gambar 3 Ikan Layang (D. ruselli)
- Ikan pisang pisang Merah (C. crhysosonus)
|
Keterangan:
1. Kepala
2. Badan
3. Ekor
4. Mulut
5. Mata
6. Sirip Pelvic
7. Sirip dorsal
8. Sirip Anal
Gambar 4 Ikan Pisang-Pisang Merah (C. crhysosonus)
Gambar 4 Ikan Pisang-Pisang Merah (C. crhysosonus)
2.
Hasil Pengamatan Morfologi Ikan
Hasil
pengamatan pada praktikum morfologi ikan layang dan ikan pisang pisang merah
dapat di lihat pada tabel 2:
Tabel
2. Hasil Pengamatan Morfologi Ikan
No
|
Parameter
|
KETERANGAN
INDIVIDU
|
|
1
|
2
|
||
1
|
Bentuk
Tubuh
|
Fusiform
|
Fusiform
|
2
|
Bentuk
Mulut :
|
|
|
|
a.
Berdsarkan bentuk
b.
Berdasarkan dapat tidaknya di
simpulkan
|
Tabung
|
Tabung
|
Dapat
di Simpulkan
|
Dapat
di Simpulkan
|
||
3
|
Sungut
(Ada/Tidak Ada)
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
4
|
Bentuk
sirip Ekor
|
Forked/Furcate
|
Lunate
|
5
|
Sirip
Pelvic
(Berpasngan
/Tidak Berpasangan)
|
Berpasangan
|
Berpasangan
|
6
|
Sirip
Anal
(Berpasangan/Tidak
berpasangan)
|
Tidak
Berpasangan
|
Tidak
Berpasangan
|
7
|
Warnah
Tubuh
|
Biru
dan putih kekuning kuningan
|
Kemerah
merahan
|
8
|
Bar
(Ada/Tidak Ada)
|
Ada
|
Tidak
Ada
|
9
|
Band
(Ada/Tidak Ada)
|
Ada
|
Ada
|
10
|
Blotch
(Ada/Tidak Ada)
|
Tidak
ada
|
Tidak
Ada
|
11
|
Panjang
Premaxilla (ppa)
|
Tidak
ada
|
1,5
cm
|
12
|
Jumlah
jari-jari sirip dorsal
|
24
jari-jari sirip dorsal
|
20
jari-jari sirip dorsal
|
13
|
Speckles (Ada/Tidak
ada)
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
14
|
Stripe
(Ada/Tidak Ada)
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
15
|
Lines
(Ada/Tidak Ada)
|
Ada
|
Ada
|
16
|
Ocellatod Spot
(Ada/Tidak Ada)
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
17
|
Spot
(Ada/Tidak Ada)
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
18
|
Linea
Lateralis
(Ada/Tidak
Ada)
|
Ada
|
Ada
|
Keterangan:
1.
ikan Layang (D. ruselli)
2.
Ikan Pisang-Pisang Merah (C.
crhysosonus)
B.
Pembahasan
Morfologi adalah bentuk luar suatu organisme. Morfologi merupakan
salah satu ciri yang mudah dilihat dalam mempelajari organisme. Morfologi ikan
sangat berhubungan dengan habitat ikan, sehingga bentuk dan bagian-bagian tubuh
bervariasi. Bentuk luar (morfologi) suatu
jenis ikan, sering kali berubah sejak ikan menetas sampai ikan tersebut mati.
Bentuk tubuh ikan banyak macamnya, seperti fusiform
(bentuk topedo/kerucut), compressed
(bentuk pipih), depressed (bentuk
picak), aguilliform (bentuk bulat), filliform (bentuk pipa), taenifrom (bentuk pita), sagittiform (bentuk anak panah), carangioform (bentu selar), globiform (bentuk bulat), dan ostracioform (bentuk kotak). Pengenalan struktur ikan tidak lepas dari morfologi ikan yaitu
bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam
mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi
ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Bentuk luar
ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa, misalnya
dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi asimetris
pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap
lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku yang khusus, (Nadia, 2014).
Ikan
Layang (D. ruselli)
memiliki bentuk badan yang memanjang dan agak gepeng,
warnah tubuh agak biru dan putuh kekuning-kuningan memiliki sirip pelvic
berpasangan, hal ini sesuai dengan pendapat Kimura, S (2013) yang menyatakan bahwa ikan Layang (D. ruselli)
memiliki bentuk badan yang memanjang dan agak gepeng.
Memiliki sirip dada yang berbentuk falcate
(selalu berubah sesuai dengan umur) dan ujung sirip tersebut mencapai awal
sirip punggung kedua. Sirip tambahan terdapat pada bagian belakang sirip
punggung dan sirip dubur. Bagian atas tubuhnya berwarna biru kehijauan dan
bagian bawah keperakan, sirip-siripnya kekuningan atau kecoklatan. Ciri-ciri Decapterus lainnya adalah mempunyai dua
sirip punggung, sirip punggung pertama dengan 9 jari-jari keras, sirip punggung
kedua berjari-jari keras 1 dan 30-32 jari-jari lemah, sirip dubur dengan 24-26
jari-jari lemah.
Berdasarkan hasil pengamatan morfologi Ikan Pisang Pisang
Merah memiliki warnah yang dominan merah dan sedikit berwarna putih, bentuk
badan fusiform,memiliki ekor yang
agak runcing, bentuk mulut seperti tabung, memiliki sirip pelvic berpasangan,
sirip anal tidak berpasangan dan sirip ekor. Hal ini sesuai dengan pernyataan Masholl (2012) yang menyatakan bahwa, Ikan Pisang
Pisang Merah memiliki Bentuk
badan memanjang, terlihat langsing, sisik-sisik kecil dan ctenoid. Dahi dan penutup insang bersisik, mulut ikan Pisang-pisang
Merah kecil sehingga dapat disembulkan, sirip punggung berjari-jari keras dan
lemah, sisik-sisik diatas dan dibawah urat sisi tersusun horizontal. Pada bagian pangkal sirip punggung dan dubur
hampir setengahnya di tutupi sisik.
V. SIMPULAN
DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan
dari hasil praktikum tentang morfologi Ikan Layang dan Ikan Pisang Pisang
Merah, maka dapat ditarik simpulan yaitu, Ikan
Layang (D. ruselli)
memiliki bentuk badan yang memanjang dan agak gepeng,
warnah tubuh agak biru dan putuh kekuning-kuningan memiliki sirip pelvic berpasangan.
Morfologi Ikan Pisang Pisang
Merah memiliki warnah yang dominan merah dan sedikit berwarna putih, bentuk
badan fusiform,memiliki ekor yang
agak runcing, bentuk mulut seperti tabung, memiliki sirip pelvic berpasangan, sirip anal tidak berpasangan dan sirip ekor.
B.
Saran
Saran saya untuk praktikum selanjutnya
agar kelompok praktikum harus lebih tepat waktu lagi sehingga tidak ada yang
terlambat seperi minggu lalu dan proses praktikum dapat berjalan dengan lancar.
Makasih prof nadin semoga laporannya jadi bahan kuliah kita
BalasHapusSangat berguna. Sukses selalu bro
BalasHapusMantap sob sangat berguna bagi sya untuk mengerjakan tugas
BalasHapusMakasi Artikelnya kka...Sangat Berguna...😊
BalasHapusIn blog sngat brguna.. krn di dlmnya trdpat bahan ajaran atau materi2 kliah
BalasHapusIjin download kak😃
BalasHapusboleh bagi daftar pustakanya ya :)
BalasHapus