Rabu, 08 Mei 2019

laporan morfologi dan anatomi ikan layang dan ikan pisang merah

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Iktiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang ikan dan segala aspek kehidupannya, baik itu morfologi, anatomi, populasi, predator dan persaingan serta semua aspek kehidupan yang berhubungan dengan ikan. Iktiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan erat dengan perikanan karena iktiologi mampu memberikan gambaran mengenai ikan dengan lengkap baik secara internal maupun eksternal. Oleh karena itu banyak kepentingan dari dunia perikanan yang dipelajari dapat di pecahkan dengan bersumber dari iktiologi.
Morfologi adalah bentuk luar tubuh ikan (organisme) mulai dari anterior mulut hingga posterior sirip ekor, yaitu mulai dari kepala (caput), tubuh (trincus) dan ekor (caudal). Dalam mengidentifikasi suatu jenis ikan didasarkan pada karakter morfologi ikan tersebut sehingga dapat diketahui jenis dan klasifikasi ikan tersebut serta kehidupan ikan baik diperairan laut payau maupun tawar.
Ikan merupakan organisme yang hidup di air, bernafas menggunakan insang dan memiliki sirip untuk berenang. Ikan terbagi atas tiga bagian yaitu kepala, badan dan ekor. Pada dasarnya bentuk luar ikan dapat berubah-ubah, hal ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan, kebiasaan makan dan cara hidup ikan tersebut. Cepat lambatnya  pertumbuhan ikan juga tergantung dari jenis ikan tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu di lakukan praktikum mengenai morfologi Ikan Layang (Decapterus ruselli) dan Ikan Pisang Pisang Merah        (Casio crhysosonus).

B. Manfaat dan Tujuan
Tujuan dari praktikum morfologi ikan adalah untuk  mengenal berbagai bentuk luar ikan, mengamati bentuk letak mulut, bentuk sirip dan bentuk ekor  ikan secara in situ.
            Manfaat dari melakukan  praktikum ini adalah mahasiswa mampu dapat mengenal berbagai bentuk luar ikan, bentuk letak mulut, bentuk sirip dan bentuk ekor ikan secara in situ.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Klasifikasi
Klasifikasi ikan Layang (Decapterus ruselli), (Bleeker, 1851) dalam       Kimura S. (2013) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia                                   
    Phylum : Chordata
       Class : Actinopterygii
    Ordo : Perciformes
  Family : Carangidae
Genus : Decapterus

          Species : Decapterus ruselli
Gambar 1. Ikan Layang (D. ruselli)
(Sumber: Dok. pribadi, 2017)






Klasifikasi ikan Pisang-pisang Merah (Casio crhysosonus) menurut      Rahardjo et al., (2010), adalah sebagai berikut:
Kingdom :  Animalia
Phylum :  Chordata 
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
                                      Family : Lutjanidae
Genus : Pterocaesio
Species :  Caesio crhysosonus





Gambar 2. Ikan Pisang-Pisang Merah (C. crhysosonus)
(Sumber: Dok. pribadi, 2017)








B.  Morfologi dan Anatomi
Bentuk luar (morfologi) suatu jenis ikan, sering kali berubah sejak ikan menetas sampai ikan tersebut mati. Bentuk tubuh ikan banyak macamnya, seperti kerucut, bentuk pipih, bentuk picak, bentuk bulat, bentuk pipa, bentuk pita, bentuk anak panah, bentu selar, bentuk bulat, dan bentuk kotak.
            Morfologi adalah bentuk luar suatu organisme. Morfologi merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dalam mempelajari organisme. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan, sehingga bentuk dan bagian-bagian tubuh bervariasi. Morfologi setiap jenis ikan dapat menunjukan kedekatan kekerabatannya. Kedekatan kekerabatan tersebut dapat dilihat dari kemiripan-kemiripan dan perbedaan karakter morfologi ikan. karakter ikan tersebut mencangkup bentuk tubuh dan semua bagian-bagian tubuh serta struktur tubuh ikan dalam, (Nadia, 2014).
Ikan Layang (D. ruselli) berbentuk gepeng dan agak memanjang dan memiliki sirip dada yang berbentuk falcate (selalu berubah sesuai dengan umur) dan ujung sirip mencapai awal sirip punggung kedua. Sirip tambahan pada Ikan Layang  terdapat pada bagian belakang sirip punggung dan sirip dubur. Bagian atas tubuh Ikan Layang berwarna agak biru kehijauan dan bagian bawah keperakan, sirip-siripnya kekuningan atau kecoklatan, (Kimura S. 2013).
Ikan Layang (D. ruselli) memiliki bentuk tubuh yang  agak pipih dan berbentuk seperti cerutu, sirip dada pada Ikan Layang lebih pendek dari panjang kepala, maxilla hampir mencapai lengkung mata terdepan, Ikan Layang (D. ruselli) apabila masih dalam keadaan segar seluruh tubuhnya masih berwarna merah jambu, dan pada bagian belakang tutup insangnya tedapat totol hitam, (Burhanuddin, 2010).

Ikan Pisang Pisang Merah memiliki bentuk badan memanjang, terlihat langsing, sisik-sisik kecil dan ctenoid, dahi dan penutup insang bersisik, mulut Ikan Pisang-pisang Merah kecil sehingga dapat disembulkan, sirip punggung berjari-jari keras dan lemah, sisik-sisik diatas dan dibawah urat sisi tersusun horizontal.  Pada bagian pangkal sirip punggung dan dubur hampir setengahnya di tutupi sisik. Ikan Pisang Pisang Merah termaksud ikan yang buas. Ikan Pisang Pisang Merah, bentuk tubuhnya kecil serta berwarna merah dibagian badannya terdapat sisik yang sedikit berwarna putih, ekor ikan ini berwarna merah dan bentuk agak runcing, ikan ini juga memiliki sirip perut, sirip dada, sirip dubur dan sirip ekor, (Marsholl, 2012).   

C.    Habitat dan Penyebaran
Habitat merupakan tempat tinggal suatu jenis ikan yang alami baik berkelompok maupun individu. Habitat setiap jenis ikan berbeda-beda disetiap perairan, mulai dari perairan air tawar, payau maupun air laut. Macam-macam tempat tinggal ikan seperti di karang, lumpur maupun di pesisir pantai.
Ikan Layang (D. ruselli) hidup diperairan lepas pantai, kadar garam tinggi, membentuk gerombolan besar, dapat mencapai panjang 30 cm, umumnya 20-25 cm. termasuk pemakan plankton, penangkapan dengan payang, jala lompo, jaring insang, purse seine, pukat langgar, pukat banting. Daerah penyebaran; Laut Jawa, Selat Makassar, Selayar, Ambon, Selat Bali, Selat Sunda, Selat Madura, Selat Malaka, Laut Flores dan Arafura, (Genisa, 2009).
Ikan Layang dapat hidup di perairan  yang memiliki kadar garam yang cukup tinggi (32–34 promil) dan menyukai  perairan yang jernih. Ikan Layang banyak tertangkap pada perairan yang cukup jauh, sekitar 20–30 mil  dari pantai. Informasi yang diketahui tentang migrasi ikan, tetapi ada kecenderungan bahwa pada siang hari gerombolan ikan bergerak ke lapisan air yang lebih dalam dan malam hari kelapisan atas perairan yang lebih. Dilaporkan bahwa ikan ini banyak dijumpai pada  kedalaman 45–100 meter, (John, 2013).
Ikan Pisang-Pisang Merah (C. crhysosonus) hidup bergerombol di daerah pantai, ikan buas, makanannya in-vertebrata, dapat mencapai 28, panjang 20 cm, umumnya 15 cm. Tergolong ikan pelagis, karang, penangkapan dengan muroami, soma malalugis, jaring klotok, kadang-kadang masuk bubu, dipasarkan dalam bentuk segar, asin-kering, harga sedang. Daerah penyebaran; perairan dangkal dan perairan karang di seluruh lndanesia, (Genisa, 2009).
D.    Fisiologi dan Reproduksi
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fungsi dan cara kerja dari organ dan jaringan serta sel-sel dari organisme ikan tersebut. Kondisi fisiologi pada ikan sangat tergantung dengan lingkungannya.
Ikan Layang memiliki perbedaan anatara jantan dan betina, selama penelitian  dilakukan, ditemukan perbedaan bobot tubuh antara ikan layang jantan dan betina. Ikan Layang jantan memiliki panjang 182-317 mm dengan kisaran bobot tubuh 58-291 g. Adapun Ikan Layang betina juga ditemukan memiliki kisaran panjang total yang sama dengan kisaran ikan layang jantan yakni 182-317 mm dengan kisaran bobot 57,54-291,08 g. ikan betina memiliki nilai indeks kematangan gonad yang relative lebih besar dibandingkan dengan indeks kematangan gonad jantan,              (Rahardjo et al., 2010).
Pada umumnya Ikan Pisang-Pisang Merah jantan maupun betina memiliki perbedaan pada organ reprosuksinya atau dioecious. Ikan Pisang-Pisang Merah dalam proses reproduksinya, pembuahan terjadi di luar atau eksternal yaitu pembuahan telur oleh sperma berlangsung di luar induk betina. Pola rasio kelamin Ikan Pisang-Pisang Merah dengan ukuran panjang ikan, Ikan Pisang-Pisang Merah tergolong kedalam kelompok yang terdiri dari ikan betina yang matang gonad lebih awal dan biasanya akan mati duluan dari pada jantan, sehinga ikan-ikan yang besar terdiri dari ikan betina muda dan jantan yang berukuran besar, (Nugraha. 2012).
E.     Makanan Dan Kebiasaan Makan
Ikan adalah makhluk hidup yang membutuhkan makanan dalam kehidupannya sebagai sumber energi dan gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan serta reproduksi dalam kehidupannya. Pada perairan bebas sumber makanan untuk ikan telah tersedia secara alami.
Makanan Ikan Layang (D. ruselli) biasa memakan plankton, terutama pada jenis-jenis zooplankton. Beberapa kasus ikan Layang tidak mutlak tergantung pada zooplankton, kadang Ikan Layang juga memakan ikan-ikan yang berukuran kecil, tetapi pada umumnya Ikan Layang memiliki makanan utama adalah potongan udang yang berukuran kecil dan jenis-jenis Crustacea seperti Copepoda serta telurnya, Mysidacea, Amphipoda, dan Ostracoda, (Safruddin, 2013).
Ikan Pisang-Pisang Merah merupakan  hewan pemakan daging (karnivora). Makanan Ikan Pisang-Pisang Merah berupa hewan yang berada di dasar seperti, udang, kepiting, gastropoda, cephalopoda, bintang laut, polychaeta, cacing dan ikan-ikan kecil. Bentuk mulut Ikan Pisang Pisang Merah seperti tabung sehingga sangat mudah untuk menelan mangsanya, (Nugraha, 2012).
F. Nilai Ekonomis
Ikan Layang (D. ruselli) merupakan ikan yang cukup digemari oleh masyarakat karena banyak mengandung gizi yang di butuhkan oleh tubuh. Hal ini diketahui dengan dilakukannya penelitian terhadap 100 gr ikan layang, dengan jumlah yang dapat di makan 180 %. Adapun Ikan Layang memiliki banyak kandungan energi sebesar 109 kk, Protein 22 g, karbohidrat 0 g, lemak 1,7 g, kalsium 50 mg, fosfor 150 mg dan zat besi 2 mg. selain itu di dalam ikan layang juga terkandung vitamin A sebanyak 150 iu, vitamin B 1 0,05 mg dan vitamin C 0 mg, (Kurnia, 2016).
Ikan Pisang Pisang Merah (C. crhysosonus) memiliki nilai ekonomis karena mengandung protein hewani yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Ikan ini pula banyak di jual kepasar, baik pasar lokal, antar pulau maupun antar negara untuk menambah nilai keuntungan, (Rahardjo et al., 2010).
G.    Morfologi Ikan
Morfologi adalah bentuk luar tubuh ikan (organisme) mulai dari anterior mulut hingga posterior sirip ekor, yaitu mulai dari kepala, badan dan ekor. Dalam mengidentifikasi suatu jenis ikan di dasarkan pada karakter morfologi ikan tersebut sehingga dapat diketahui jenis dan klasifikasi ikan tersebut serta kehidupan ikan baik diperairan laut, payau maupun tawar.

Ikan Layang (D. ruselli) memiliki bentuk badan yang memanjang dan agak gepeng. Memiliki sirip dada yang berbentuk falcate (selalu berubah sesuai dengan umur) dan ujung sirip tersebut mencapai awal sirip punggung kedua. Sirip tambahan terdapat pada bagian belakang sirip punggung dan sirip dubur. Bagian atas tubuhnya berwarna biru kehijauan dan bagian bawah keperakan, sirip-siripnya kekuningan atau kecoklatan. Ciri-ciri Decapterus lainnya adalah mempunyai dua sirip punggung, sirip punggung pertama dengan 9 jari-jari keras, sirip punggung kedua berjari-jari keras 1 dan 30-32 jari-jari lemah, sirip dubur dengan 24-26 jari-jari lemah, (Kimura, 2013).
Ikan Pisang Pisang Merah (C. crhysosonus) memiliki bentuk tubuh yang kecil dan memanjang serta berwarna merah dibagian badannya, terdapat sisik yang sedikit berwarna putih, ekor Ikan Pisang Pisang Merah berwarna merah dan bentuk agak runcing, ikan ini juga memiliki sirip perut, sirip dada, sirip dubur dan sirip ekor, (Masholl, 2012).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Okober 2017 Pukul 15:30-17:30 WITA dan bertempat di Laboratorium Oseanografi GIS dan Remote Sensing, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu oleo, Kendari.
B.     Alat Dan Bahan
Alat dan bahan yng digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum morfologi ikan.
No
Alat dan Bahan
Satuan
Kegunaan
1
Alat



-  Mistar
cm
Mengukur tubuh ikan

-  Pinset
Buah
Membuka sisik objek

-  Baki
Buah
Sebagai wadah objek

-  Lap kasar dan Lab halus
Lembar
Membersihkan alat

-  Alat tulis
Buah
Menulis hasil pengamatan

-  Kamera
Buah
Dokumentasi

-  Kaca pembesar
Buah
Melihat objek pengamatan

-  Kertas laminating
Lembar
Alas dokumentasi objek
2
Bahan



-Ikan layang (D. ruselli)
Ekor
Untukobjek pengamatan

-Ikan Pisang Pisang Merah (C. chrysosonus)
Ekor
Untuk objek pengamatan

-Tisu
Rol
Untuk membersihkan alat objek

-Alkohol 70 %
%
Untuk mensterilkan alat pengamatan



C.    Prosedur kerja
Adpun prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
- Menyiapkan  alat dan bahan terlebih dahulu, seperti yang tertera pada tabel 1     di atas.
- Mengambil ikan layamg dan ikan pisang pisang merah yang akan di amati.
- Meletakkan Ikan Layang diatas kertas laminating yang telah di siapkan di atas meja, begitu pula dengan Ikan pisang pisang merah.
- Melakukan pengamatan secara morfologi pada ikan laying dan ikan pisang pisang merah.
- Mencatat hasil pengamatan yang telah di lakukan.

 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
1.      Morfologi Ikan
-Ikan Layang (D. ruselli)

Keterangan:
1. Kepala
2. Badan
3. Ekor
4. Mulut
5. Mata
6. Sirip Pelvic
7. Sirip dorsal
8. Sirip Anal
               Gambar 3
Ikan Layang (D. ruselli)
- Ikan pisang pisang Merah (C. crhysosonus)

Keterangan:
1. Kepala
2. Badan
3. Ekor
4. Mulut
5. Mata
6. Sirip Pelvic
7. Sirip dorsal
8. Sirip Anal

    Gambar 4 Ikan Pisang-Pisang Merah
 (C. crhysosonus)




2.        Hasil Pengamatan Morfologi Ikan
Hasil pengamatan pada praktikum morfologi ikan layang dan ikan pisang pisang merah dapat di lihat pada tabel 2:
Tabel 2. Hasil Pengamatan Morfologi Ikan
No
Parameter
KETERANGAN INDIVIDU
1
2
1
Bentuk Tubuh
Fusiform
Fusiform
2
Bentuk Mulut :



a.       Berdsarkan bentuk
b.      Berdasarkan dapat tidaknya di simpulkan
Tabung
Tabung
Dapat di Simpulkan
Dapat di Simpulkan
3
Sungut (Ada/Tidak Ada)
Tidak ada
Tidak ada
4
Bentuk sirip Ekor
Forked/Furcate
Lunate
5
Sirip Pelvic
(Berpasngan /Tidak Berpasangan)
Berpasangan
Berpasangan
6
Sirip Anal
(Berpasangan/Tidak berpasangan)
Tidak Berpasangan
Tidak Berpasangan
7
Warnah Tubuh
Biru dan putih kekuning kuningan
Kemerah merahan
8
Bar (Ada/Tidak Ada)
Ada
Tidak Ada
9
Band (Ada/Tidak Ada)
Ada
Ada
10
Blotch (Ada/Tidak Ada)
Tidak ada
Tidak Ada
11
Panjang Premaxilla (ppa)
Tidak ada
1,5 cm
12
Jumlah jari-jari sirip dorsal
24 jari-jari sirip dorsal
20 jari-jari sirip dorsal
13
Speckles (Ada/Tidak ada)
Tidak ada
Tidak ada
14
Stripe (Ada/Tidak Ada)
Tidak ada
Tidak ada
15
Lines (Ada/Tidak Ada)
Ada
Ada
16
Ocellatod Spot (Ada/Tidak Ada)
Tidak ada
Tidak ada
17
Spot (Ada/Tidak Ada)
Tidak ada
Tidak ada
18
Linea Lateralis
(Ada/Tidak Ada)
Ada
Ada
Keterangan:
1.             ikan Layang (D. ruselli)
2.             Ikan Pisang-Pisang Merah  (C. crhysosonus)


B.            Pembahasan
Morfologi adalah bentuk luar suatu organisme. Morfologi merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dalam mempelajari organisme. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan, sehingga bentuk dan bagian-bagian tubuh bervariasi. Bentuk luar (morfologi) suatu jenis ikan, sering kali berubah sejak ikan menetas sampai ikan tersebut mati. Bentuk tubuh ikan banyak macamnya, seperti fusiform (bentuk topedo/kerucut), compressed (bentuk pipih), depressed (bentuk picak), aguilliform (bentuk bulat), filliform (bentuk pipa), taenifrom (bentuk pita), sagittiform (bentuk anak panah), carangioform (bentu selar), globiform (bentuk bulat), dan ostracioform (bentuk kotak). Pengenalan struktur ikan tidak lepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari  jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa, misalnya dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi asimetris pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku yang khusus, (Nadia, 2014).
Ikan Layang (D. ruselli) memiliki bentuk badan yang memanjang dan agak gepeng, warnah tubuh agak biru dan putuh kekuning-kuningan memiliki sirip pelvic berpasangan, hal ini sesuai dengan pendapat Kimura, S (2013) yang menyatakan bahwa ikan Layang (D. ruselli) memiliki bentuk badan yang memanjang dan agak gepeng. Memiliki sirip dada yang berbentuk falcate (selalu berubah sesuai dengan umur) dan ujung sirip tersebut mencapai awal sirip punggung kedua. Sirip tambahan terdapat pada bagian belakang sirip punggung dan sirip dubur. Bagian atas tubuhnya berwarna biru kehijauan dan bagian bawah keperakan, sirip-siripnya kekuningan atau kecoklatan. Ciri-ciri Decapterus lainnya adalah mempunyai dua sirip punggung, sirip punggung pertama dengan 9 jari-jari keras, sirip punggung kedua berjari-jari keras 1 dan 30-32 jari-jari lemah, sirip dubur dengan 24-26 jari-jari lemah.
Berdasarkan hasil pengamatan morfologi Ikan Pisang Pisang Merah memiliki warnah yang dominan merah dan sedikit berwarna putih, bentuk badan fusiform,memiliki ekor yang agak runcing, bentuk mulut seperti tabung, memiliki sirip pelvic berpasangan, sirip anal tidak berpasangan dan sirip ekor. Hal ini sesuai dengan pernyataan Masholl (2012)  yang menyatakan bahwa, Ikan Pisang Pisang Merah memiliki Bentuk badan memanjang, terlihat langsing, sisik-sisik kecil dan ctenoid. Dahi dan penutup insang bersisik, mulut ikan Pisang-pisang Merah kecil sehingga dapat disembulkan, sirip punggung berjari-jari keras dan lemah, sisik-sisik diatas dan dibawah urat sisi tersusun horizontal.  Pada bagian pangkal sirip punggung dan dubur hampir setengahnya di tutupi sisik.   

V. SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan
Berdasarkan dari hasil praktikum tentang morfologi Ikan Layang dan Ikan Pisang Pisang Merah, maka dapat ditarik simpulan yaitu, Ikan Layang (D. ruselli) memiliki bentuk badan yang memanjang dan agak gepeng, warnah tubuh agak biru dan putuh kekuning-kuningan memiliki sirip pelvic berpasangan.
Morfologi Ikan Pisang Pisang Merah memiliki warnah yang dominan merah dan sedikit berwarna putih, bentuk badan fusiform,memiliki ekor yang agak runcing, bentuk mulut seperti tabung, memiliki sirip pelvic berpasangan, sirip anal tidak berpasangan dan sirip ekor.
B.     Saran
Saran saya untuk praktikum selanjutnya agar kelompok praktikum harus lebih tepat waktu lagi sehingga tidak ada yang terlambat seperi minggu lalu dan proses praktikum dapat berjalan dengan lancar.

7 komentar:

  1. Makasih prof nadin semoga laporannya jadi bahan kuliah kita

    BalasHapus
  2. Sangat berguna. Sukses selalu bro

    BalasHapus
  3. Mantap sob sangat berguna bagi sya untuk mengerjakan tugas

    BalasHapus
  4. Makasi Artikelnya kka...Sangat Berguna...😊

    BalasHapus
  5. In blog sngat brguna.. krn di dlmnya trdpat bahan ajaran atau materi2 kliah

    BalasHapus
  6. boleh bagi daftar pustakanya ya :)

    BalasHapus